Berdasarkan tata tulisnya, aksara Sunda berjumlah 32 buah yang terdiri atas 7
aksara Swara ‘vokal mandiri’ dan 25 aksara ngalagena ‘konsonan’. Aksara swara adalah
tulisan yang melambangkan bunyi fonem vokal mandiri yang dapat berperan sebagai
sebuah sukukata yang bisa menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata.
Sedangkan aksara Ngalagena adalah tulisan yang dianggap dapat melambangkan bunyi
fonem konsonan dan dapat berperan sebagai sebuah kata maupun sukukata yang bisa
menempati posisi awal, tengah maupun akhir sebuah kata. Jadi, aksara ngalagena ini
bersifat ‘logo-silabik’, yakni tulisan yang dapat mewakili sebuah kata dan suku kata.
Sistem tata tulis Aksara Sunda mengenal tanda vokalisasi, yakni rarangken atau
penanda bunyi yang dapat berfungsi untuk mengubah, menambah maupun
menghilangkan bunyi vokal pada aksara ngalagena. Lambang vokalisasi yang dimaksud
berjumlah 13 macam yang dalam penempatannya terbagi ke dalam tiga kelompok,
masing-masing adalah yang disimpan di atas aksara dasar sebanyak 5 buah, ditempatkan
di bawah aksara dasar sebanyak 3 buah, dan sebanyak 5 buah ditempatkan sejajar dengan
aksara dasar, yang masing-masing dibagi lagi menjadi : yang ditempatkan di sebelah kiri
aksara dasar sebanyak satu buah, sebanyak 2 buah ditempatkan di sebelah kanan aksara
dasar, dan sebanyak 2 buah ditempatkan di sebelah kanan dengan sedikit menjulur ke
bagian bawah aksara dasar. Di samping itu, dikenal pula lambang-lambang bilangan
berupa angka dasar yang memiliki nilai hitungan mulai dari nol sampai sembilan.
Wujud fisik aksara Sunda termasuk tanda vokalisasinya dapat ditulis pada posisi
kemiringan antara 45 - 75. Perbandingan ukuran fisik dasar, baik aksara swara ‘vokal’
maupun aksara ngalagena ‘konsonan’ pada umumnya ditulis 4:4, kecuali untuk aksara
ngalagena / ra / adalah 4:3, untuk / sya / adalah 4:5, untuk / ba/, / kha /, dan / nya /
adalah 4:6; serta untuk aksara swara / i / adalah 4:3. Untuk perbandingan ukuran fisik
tanda vokalisasi pada umumnya ditulis 2:2, kecuali untuk panyecek /+ng / adalah 1:1,
panglayar / +r / adalah 2:3, panyakra / + ra/ adalah 2:4, pamaeh adalah 4:2, dan
pamingkal / +ya / adalah 2:4 (bawah) dan 3;2 (samping kanan). Perbandingan ukuran
fisik angka dasar pada umumnya ditulis 4:4, kecuali untuk angka /4/ dan /5/ adalah 4:3.
tulisan yang melambangkan bunyi fonem vokal mandiri yang dapat berperan sebagai
sebuah sukukata yang bisa menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata.
Sedangkan aksara Ngalagena adalah tulisan yang dianggap dapat melambangkan bunyi
fonem konsonan dan dapat berperan sebagai sebuah kata maupun sukukata yang bisa
menempati posisi awal, tengah maupun akhir sebuah kata. Jadi, aksara ngalagena ini
bersifat ‘logo-silabik’, yakni tulisan yang dapat mewakili sebuah kata dan suku kata.
Sistem tata tulis Aksara Sunda mengenal tanda vokalisasi, yakni rarangken atau
penanda bunyi yang dapat berfungsi untuk mengubah, menambah maupun
menghilangkan bunyi vokal pada aksara ngalagena. Lambang vokalisasi yang dimaksud
berjumlah 13 macam yang dalam penempatannya terbagi ke dalam tiga kelompok,
masing-masing adalah yang disimpan di atas aksara dasar sebanyak 5 buah, ditempatkan
di bawah aksara dasar sebanyak 3 buah, dan sebanyak 5 buah ditempatkan sejajar dengan
aksara dasar, yang masing-masing dibagi lagi menjadi : yang ditempatkan di sebelah kiri
aksara dasar sebanyak satu buah, sebanyak 2 buah ditempatkan di sebelah kanan aksara
dasar, dan sebanyak 2 buah ditempatkan di sebelah kanan dengan sedikit menjulur ke
bagian bawah aksara dasar. Di samping itu, dikenal pula lambang-lambang bilangan
berupa angka dasar yang memiliki nilai hitungan mulai dari nol sampai sembilan.
Wujud fisik aksara Sunda termasuk tanda vokalisasinya dapat ditulis pada posisi
kemiringan antara 45 - 75. Perbandingan ukuran fisik dasar, baik aksara swara ‘vokal’
maupun aksara ngalagena ‘konsonan’ pada umumnya ditulis 4:4, kecuali untuk aksara
ngalagena / ra / adalah 4:3, untuk / sya / adalah 4:5, untuk / ba/, / kha /, dan / nya /
adalah 4:6; serta untuk aksara swara / i / adalah 4:3. Untuk perbandingan ukuran fisik
tanda vokalisasi pada umumnya ditulis 2:2, kecuali untuk panyecek /+ng / adalah 1:1,
panglayar / +r / adalah 2:3, panyakra / + ra/ adalah 2:4, pamaeh adalah 4:2, dan
pamingkal / +ya / adalah 2:4 (bawah) dan 3;2 (samping kanan). Perbandingan ukuran
fisik angka dasar pada umumnya ditulis 4:4, kecuali untuk angka /4/ dan /5/ adalah 4:3.
1 komentar:
harutnuhun elmu nu parantos disanggakeun, mudah-mudahan tambih-tambih kamulyaan kangge salira
Posting Komentar